PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Nusa Tenggara Timur

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Nusa Tenggara Timur

Walikota Kupang menerima Kalung Eucalyptus dari Badan Litbang Pertanian Jakarta Melalui BPTP-Balitbangtan-NTT




Selasa (7 July 2020) di Rumah Jabatan Walikota Kupang, Walikota Kupang (Dr. Jefry Riwu Kore,) di sela rutinitas kerja sebagai Walikota Kupang menerima tim dari BPTP-Balitbangtan-NTT.  Procula Rudlof Matitaputty, S.Pt, M.Si selaku Kepala BPTP-Balitbangtan-NTT menjelaskan tentang produk Eucalyptus yang oleh Badan POM dikategorikan sebagai jamu Herbal terutama tentang manfaat dari produk Eucalyptus yang berfungsi sebagai ant ivirus dan sebagai upaya pencegahan terhadap covid-19, produk Eucalyptus akan diproduksi massal dibawah lisensi PT. Eagle Indo (Cap Lang)

Setelah menerima produk Eucalyptus dari BPTP NTT, didampingi bagian protkcol dan Kepala Dinas Perikanan Kota Kupang, Walikota Kupang mengatakan bahwa rasa bersyukur karena Badan Litbang Pertanian melalui BPTP NTT memberikan beberapa varian produk Eucalyptus, yang mana untuk manfaat terutama bagi penderita akibat covid 19 yang kembali sehat setelah menggunakan produk Eucalyptus (Testimoni) telah didengar melalui media massa. Sehingga setelah pertemuan bersama tersebut Walikota Kupang akan melakukan pertemuan dengan pimpiman dalam wilayah Kota Kupang berkaitan dengan new normal di Kota Kupang maka secara tidak langsung pertemuan tersebut menjadi ajang sosialisasi produk Eucalyptus karena sepanjang pertemuan tersebut, Walikota Kupang tetap menggunakan produk kalung Eucalyptus pada lehernya.  Harapan walikota agar produk Eucalyptus dalam beberapa varian tersebut dapat dijual bebas, murah dan mudah didapatkan oleh masyarakat apalagi dalam menjalani tatanan hidup normal yang baru di Kota Kupang.

Harapan lain dari Walikota Kupang kepada BPTP NTT untuk terjalinnya kerjasama dan proses diseminasi teknologi pertanian spesifik lokasi terutama teknologi pemanfaatan lahan pekarangan yang sempit dengan memanfaatkan ilmu dan tenaga dari BPTP NTT dalam pengembangan tanaman hortikultura (aneka sayuran), menggunakan cara budidaya secara verticultur dan hidroponik serta metoda penyiraman menggunakan sprinkle. [Irianus Rohi]